Taukah Kamu Asal Usul Tahun Baru Masehi ? Ini Penjelasannya

Taukah Kamu Asal Usul Tahun Baru Masehi ? Ini Penjelasannya

Smallest Font
Largest Font

BENGKULU - Euforia tahun baru dirasakan oleh semua masyarakat di dunia. Pada malam tahun baru masyarakat menggelar perayaan dengan beragam cara.

Namun tahukah Anda asal usul perayaan tahun Baru Masehi? Berikut merupakan sejarah singkat asal usul tahun baru 1 Masehi.

Asal-usul dari perayaan ini bermula dari penanggalan yang dibuat oleh bangsa Romawi kuno sekitar tahun 45 SM yang kemudian disempurnakan oleh Paus Gregorius XIII pada 1582. Penanggalan ini selanjutnya disebut penanggalan Gregorian.

Awalnya, tahun Baru Masehi adalah perayaan bagi kaum pagan Romawi Kuno sebagai bagian dari festival Saturnalia. Festival ini diadakan untuk memperingati Dewa Saturnus sejak 17 Desember.

Paus Gregorius XIII menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru dalam kalender Masehi.  Perubahan ini juga sekaligus mengakhiri variasi dari penanggalan sebelumnya yang menyebabkan kebingungan dalam menentukan tanggal tahun baru. 

Sejak saat itu pula tanggal 1 Januari diperingati oleh banyak orang di seluruh dunia. Sehingga setidaknya telah berlangsung selama ratusan tahun.

Meski asal usulnya berkaitan dengan festival Pagan, perayaan ini kini lebih banyak diperingati sebagai momen untuk merayakan harapan baru dan kesempatan untuk memulai hal yang baru. Kemudian penanggalan ini kemudian diadopsi oleh Gereja pada abad ke-6 Masehi.

Bagi umat Nasrani tahun baru adalah peringatan atas kelahiran Yesus. Sehingga perayaan Tahun Baru Masehi tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga melambangkan kesempatan untuk memulai hal-hal baru.

Kalender gregorian yang dipakai oleh seluruh masyarakat dunia saat ini membuat perayaan tahun baru membuat setiap negara atau budaya memiliki tradisi dan cara tersendiri dalam merayakannya. Namun secara umum tahun baru merupakan momen refleksi atas tahun lalu dan resolusi semangat di tahun yang baru.

Sehingga kini tahun baru Masehi kini telah menjadi perayaan sekuler yang dirayakan oleh semua orang. Perayaan tahun baru tidak lagi memandang latar belakang agama atau budaya.
(Sumber : rri.co.id)

Editors Team
Daisy Floren